Alap-alap (atau Saker Falcon, Falco tinnunculus) adalah salah satu raptor kecil yang paling menarik dan lincah di Indonesia. Menemukan alap-alap anakan (piyik) seringkali menimbulkan dilema: haruskah ia diselamatkan atau dibiarkan? Jika Anda menemukan anakan yang tampak terlantar dan membutuhkan pertolongan, memahami kebutuhan spesifik mereka adalah kunci untuk meningkatkan peluang hidup mereka. Artikel ini akan memandu Anda mengenai apa yang perlu diketahui tentang alap-alap anakan.
Ilustrasi sederhana: Alap-alap anakan yang sedang menunggu.
Membedakan Piyik yang Terlantar dan yang Sedang Belajar Terbang
Langkah pertama saat menemukan alap-alap kecil adalah mengamati situasinya. Banyak orang keliru menganggap alap-alap yang sudah mulai berbulu halus (fledgling) dan berada di tanah sebagai burung yatim piatu. Padahal, ini adalah fase normal dalam perkembangan mereka. Induk mereka biasanya masih mengawasi dari kejauhan sambil menunggu anak mereka mencoba melompat dan terbang pendek.
Sebuah alap-alap anakan perlu diselamatkan hanya jika:
- Ia jelas-jelas terluka (sayap terkulai, pendarahan, atau patah).
- Ia berada di lokasi yang sangat berbahaya (misalnya, di tengah jalan raya) dan Anda bisa memindahkannya ke tempat yang lebih aman (dekat dengan pohon tinggi terdekat) tanpa kontak berlebihan.
- Anda yakin induknya sudah mati (misalnya, induk ditemukan tewas di dekatnya).
- Piyik tersebut sangat muda (belum memiliki bulu lengkap) dan terpelihara di tempat yang tidak wajar seperti di dalam rumah.
Prinsip Utama Perawatan: Minimalkan Kontak Manusia
Jika penyelamatan mutlak diperlukan, ingatlah bahwa alap-alap adalah burung liar yang sangat sensitif terhadap bau dan kehadiran manusia. Kontak yang terlalu sering akan membuat mereka menjadi terbiasa, yang dalam jangka panjang akan menghambat kemampuan mereka untuk dilepasliarkan kembali ke alam liar.
Tujuan utama merawat alap alap anakan adalah mempersiapkan mereka untuk hidup mandiri. Jika piyik tersebut relatif sehat, idealnya Anda harus segera menghubungi ahli konservasi satwa liar atau dokter hewan yang berpengalaman dalam penanganan burung pemangsa.
Nutrisi dan Pakan yang Tepat
Sistem pencernaan alap-alap sangat spesifik. Mereka adalah karnivora murni. Memberikan makanan yang salah dapat menyebabkan kematian mendadak atau masalah kesehatan jangka panjang.
Makanan yang disarankan untuk piyik (jika Anda terpaksa memberi makan dalam waktu singkat):
- Serangga Besar: Jangkrik atau belalang (pastikan tidak diberi pestisida).
- Potongan Kecil Daging Murni: Daging ayam atau sapi segar tanpa bumbu, lemak, atau kulit. Ini harus dipotong sangat kecil, seukuran seujung jari kelingking.
- JANGAN PERNAH: Memberikan susu, roti, nasi, buah-buahan, atau makanan olahan manusia lainnya. Ini sangat berbahaya bagi mereka.
Pemberian pakan harus dilakukan dengan hati-hati, sebaiknya menggunakan pinset panjang agar tangan Anda tidak menyentuh burung secara langsung. Beri makan dalam porsi kecil namun sering, sesuai kebutuhan burung yang terlihat aktif.
Kandang dan Lingkungan
Jika Anda perlu menampung alap-alap anakan sementara, kandang yang digunakan harus aman, kering, dan memiliki ventilasi yang baik. Kandang tidak boleh terlalu besar sehingga burung panik dan menabrak dinding saat berusaha bergerak. Lebih baik menggunakan kotak kardus yang dilapisi handuk atau kain lembut (bukan serutan kayu yang bisa melukai kaki).
Penting untuk menjaga suhu tubuhnya tetap hangat, terutama jika ia masih sangat kecil. Jangan letakkan kandang di bawah sinar matahari langsung atau di area yang berangin kencang.
Mempersiapkan Pelepasan Liar
Jika piyik tersebut berhasil melewati masa kritis tanpa cedera serius, langkah selanjutnya adalah memfasilitasi pelepasliaran. Idealnya, burung harus dikembalikan ke habitat aslinya di dekat lokasi penemuan (jika aman) atau diserahkan kepada rehabilitator profesional.
Rehabilitator akan menerapkan metode 'hacking' atau pengembalian bertahap, di mana burung ditempatkan di kandang semi-terbuka di ketinggian, memungkinkan mereka melihat lingkungan alam tanpa bisa terbang jauh, sampai mereka siap terbang secara mandiri dan mencari mangsa sendiri. Proses ini bisa memakan waktu berminggu-minggu.
Merawat alap alap anakan adalah tanggung jawab besar yang membutuhkan pengetahuan dan komitmen. Selalu prioritaskan keselamatan burung dan upayakan agar interaksi manusia seminimal mungkin demi masa depan mereka di alam liar.